Becoding page-title-bg1

Blog

Thumbnail Blog React Native for Mobile
Selasa, 14 Juni 2022Ahmad Yusri

React Native for Mobile

React Native adalah sebuah kerangka kerja perangkat lunak (framework) yang memungkinkan setiap programmer untuk membangun sebuah mobile app layaknya “native”. Framework ini memanfaatkan JavaScript, sebuah bahasa pemrograman yang telah dirilis sejak 25 tahun silam (tepatnya 1995).

Image Icon App

 

Bagaimana Cara Kerja React Native?

Pada dasarnya, cara kerja React Native sama dengan React, tetapi berbeda pada targetnya. Jika React menyasar browser untuk pengembangannya, React Native, kebalikannya, menargetkan mobile app.

Dalam prosesnya, React Native membutuhkan bantuan berupa fitur bridging. Ya, Bridge disebut sebagai perantara yang mampu membantu untuk menjalankan kode JavaScript dari React Native ke dalam lingkungan seluler. Dengan kata lain, bridge berfungsi sebagai media komunikasi antarkode.

Supaya lebih jelas mengenai cara kerja React Native, pahamilah panduan singkat menjalankan React Native untuk Android bagi pemula berikut ini. 

  • Instal Node.JS pada peranti yang akan digunakan untuk mengembangkan program. Ini berguna untuk menjalankan semua program JavaScript di luar browser yang sering Anda pakai.
  • Instal NPM (Node Package Manager) atau Yarn. Keduanya berfungsi untuk mengelola Project Node.JS yang telah terinstal sebelumnya. Patut diketahui kalau NPM biasanya akan secara langsung terinstal berbarengan dengan instalasi Node.JS. Namun, tidak halnya dengan Yarn, Anda perlu memasangnya secara terpisah.
  • Instal Java Development Kit (JDK) untuk membantu Anda dalam proses kompilasi aplikasi menjadi sebuah format berkas APK nantinya. 
  • Instal Android Software Development Kit (SDK). Android SDK digunakan untuk pengembangan aplikasi Android Anda. 

Bagaimana dengan iOS? Alur pengembangannya masih sama dengan di atas. Anda bisa memulai dengan memastikan peranti yang digunakan adalah MacBook (syarat mutlak dari Apple). Poin ini sebenarnya menjadi salah satu kelemahan dari React Native. Namun, agar tidak tumpang tindih, hal ini akan dibahas pada subheading khusus nantinya. 

Kemudian, pastikan MacBook telah terpasang Xcode. Lalu, instal Node.JS dan NPM agar Anda bisa menggunakan JavaScript. Langkah terakhir adalah lakukan pemasangan HomebrewWatchman, dan tentunya React Native. Jika semua langkah sudah terlaksana, Anda sudah bisa memulai membuat aplikasi. 

Namun, pastikan Anda sudah benar-benar membaca dan memahami tutorial yang telah dibagikan pada poin fakta mengenai React Native di atas terlebih dahulu, ya.

 

Kelebihan React Native

Anda mungkin masih bertanya-tanya mengenai alasan mengapa React Native bisa tergolong ke dalam tools development populer masa kini. Tambahan lagi, Anda pasti mempertimbangkan banyak faktor mengapa React Native merupakan alat developer aplikasi paling pas buat produk Anda. 

Tenang! Rasa penasaran itu akan sirna sesudah Anda membaca beberapa kelebihan React Native berikut ini. 

1. Tools Development Andalan Perusahaan Besar

Popularitas React Native tak perlu lagi diragukan. Mengapa? Karena seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa framework ini sangat terkenal sampai-sampai dianggap sebagai salah satu the world’s top technologies. Buktinya adalah banyak perusahaan besar ternama mempercayakan mobile app nya pada framework ini.

Beberapa aplikasi perusahaan raksasa yang menggunakan React Native adalah FacebookBloombergSoundcloudWixWalmart, dan Instagram. Tambahan lagi, merujuk pada tulisan idcloudhostAirbnb dan Baidu juga merupakan contoh perusahaan besar pengguna React Native lainnya.

Image Facebook Tuts

Anda setidaknya sudah menggunakan dua atau tiga aplikasi tertera di atas, bukan? Bagaimana pengalaman Anda dalam menggunakannya? Masih ragu? 

Sampai saat ini, belum ada komplain besar-besaran tentang semua aplikasi di atas. Malahan, hampir seluruh pengguna aplikasi menyukainya. Hal ini dibuktikan dengan rating yang didapatkan masing-masing aplikasi (untuk bukti nyata, cek saja melalui Google Play atau App Store).

2. iOS or Android? React Native Adalah Jawaban buat Keduanya!

Salah satu strategi untuk meningkatkan kesadaran banyak calon user akan produk Anda adalah dengan cara menyediakan aplikasi untuk setiap platform yang beredar di target pengguna, seperti iOS dan Android. Maka, dari sinilah kesulitan dimulai. 

Masih ingat bukan kalau sebelumnya kita sudah membahas tentang PHPJavaSwift, dan Objective C? Mereka adalah sederet nama dari bahasa pemrograman “khusus” untuk masing-masing platform yang harus dikuasai seorang developer

Oleh karena alasan inilah, React Native disebut-sebut sebagai penyelamat app developer saat membangun aplikasi buat iOS atau Android. Penggunaannya yang bersifat cross-platform network membuat React Native bisa digunakan untuk dua sistem operasi sekaligus. Sifatnya yang lintas platform ini tidak hanya mempersingkat waktu pengerjaan, tetapi juga mengoptimalkan pembiayaan proyek.

3. Penggunaan Ulang Code dan Pre-Built Component yang Memudahkan

Sejatinya, konsep dasar pengembangan aplikasi lintas platform (cross-platform) ialah menampilkan basis kode standar yang bisa digunakan berulang pada masing-masing sistem operasi. 

Malahan, pada implementasinya, hampir 90% kode yang digunakan memiliki kesamaan untuk kedua platform, iOS dan Android. Pun, bila Anda sudah memiliki web appAnda bisa langsung menggunakan kode yang ada sebagai mobile apps, loh. Inilah yang disebut memudahkan developer. Mereka tidak perlu repot-repot membangunnya secara terpisah. 

Tak hanya itu, sebagai open-source library, React Native memberikan keuntungan tersendiri bagi developer, yakni penggunaan pre-built components (kode yang sudah dibuat oleh app developer lain). Pada intinya, Anda tidak akan mengalami kesulitan saat mengembangkan mobile apps nantinya.

4. Efisiensi Waktu

Berkaitan dengan dua keunggulan React Native sebelumnya, bisa dikatakan bahwa pengembangan aplikasi menggunakan framework React Native adalah yang paling efisien waktu.

Alasannya? Pertama, Anda tidak perlu repot membuat aplikasi dengan bahasa pemrograman khusus. Kedua, adanya kode dan komponen dari app developer lain yang bisa dipakai ulang tentu memangkas waktu pengembangan.

Dengan kelebihan efisiensi waktu ini, Anda secara tidak langsung akan diuntungkan secara finansial. Makin singkat waktu pemrosesan aplikasi, maka makin kecil biaya operasional yang dikeluarkan. Setuju?

5. Third-Party Plugins, Kenapa Tidak?

Umur React Native terbilang masih sangat awal untuk menjadi tanpa celah. Anda mungkin saja tidak menemukan beberapa komponen yang Anda butuhkan. Akan tetapi, situasi ini bukanlah sebuah kendala besar. Pasalnya, framework ini menawarkan dukungan terhadap plugins pihak ketiga.

Dengan dukungan ini, Anda bisa menautkan atau menambahkan komponen apa pun yang dibutuhkan (misal Google MapsGoogle Calendar, atau yang lainnya) melalui dua jenis plugins tersedia di React Native, yakni Native Modules dan JavaScript Modules. 

Tidak rumit bukan? Nyatanya, tools development ini memang sangat memanjakan para developer aplikasi. 

6. User Interface (UI) Sangat Simpel dan Apik

Sebuah aplikasi akan dianggap baik ketika user mendapatkan pengalaman menyenangkan dalam proses penggunaanya, seperti waktu muat yang cepat, tampilan antarmuka mulus juga responsif, dan sebagainya.

Pertanyaannya adalah bisakah mendapatkan semua indikator di atas melalui React Native untuk mobile app sekaligus software development project AndaTentu saja bisa karena React Native merupakan framework yang secara eksklusif mengkhususkan diri pada pengembangan UI seluler. Hasilnya pun sudah terbukti lebih baik dibandingkan framework lainnya. 

Framework ini menggunakan React JavaScript UI untuk membangun desain antarmuka pengguna. Sebab itulah, Anda lebih disarankan untuk membangun sebuah apps sederhana dengan tingkat kerumitan rendah. Dengan begitu, Anda bisa memberikan pengalaman terbaik untuk pengguna nantinya. 

7. Hasil Apps Stabil dan Berkinerja Baik

Pernahkah mengalami lagging ketika menggunakan sebuah aplikasi? Atau merasa suhu ponsel panas saat menjalankan aplikasi? Hal ini biasanya terjadi pada aplikasi-aplikasi yang menggunakan komponen sistem WebView. Kejadian tersebut tidak akan terjadi jika Anda membangun aplikasi menggunakan React Native. 

Sebagian besar developer menyetujui kalau apps yang dihasilkan via React Native lebih stabil dan berkinerja baik. Hal ini dikarenakan aplikasi-aplikasi tersebut dikompilasi menjadi “Native” dengan penggunaan Native API dan Native Component. 

Dengan begitu, aplikasi yang dihasilkan tidak hanya mampu dijalankan untuk dua sistem operasi sekaligus, tetapi juga berfungsi secara optimal tanpa jeda pada keduanya. 

 

Kelemahan React Native

Seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, tools development andalan banyak developer aplikasi ini masih memiliki beberapa kekurangan. Ya, maklum saja karena tidak ada hal yang sempurna di dunia ini. 

Berikut ini akan dibahas beberapa kelemahan yang patut Anda ketahui. Bacalah secara cermat dan pahami. Kemudian, manfaatkan pengetahuan ini sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan mengenai jenis framework yang akan digunakan untuk proyek mobile app Anda selanjutnya.

1. Pesatnya Perkembangan JavaScript

Sudah tahukan kalau React Native merupakan cross-platform network yang dikembangkan dari JavaScript? JavaScript merupakan salah satu bahasa pemrograman utama bagi website development, selain HTML (Hypertext Markup Language) dan CSS (Cascading Style Sheets). 

Bahasa pemrograman ini berkembang sangat pesat dari zaman ke zaman. Akibatnya, perkembangan ini memberikan pengaruh tersendiri pada React Native sehingga terkadang tidak berjalan sesuai harapan. 

2. Performa Masih Banyak Dipertanyakan Banyak Developer

Sampai saat ini, perdebatan terkait kinerja React Native masih ada loh. Tak sedikit apps developer dan IT consultant menganggap performa yang ditawarkannya tidak optimal. 

Dibandingkan dengan iOS atau Android, framework ini masih terbilang muda. Selain itu, terdapat lumayan banyak komponen yang belum tersedia dan kemudian berpengaruh pada kinerja React Native.

Akan tetapi, patut diingat bahwa pengukuran tingkat kepuasan akan “kinerja” sebuah aplikasi sejatinya bersifat lebih subjektif bila menyangkut opini individu. Selain itu, kemampuan developer dalam membangun kode-kode efisien juga sangat berpengaruh terhadap performa mobile app. Sehingga, pilihlah developer profesional untuk memastikan mobile app memiliki performa yang optimal.

3. Kaku untuk Platform Tertentu

Sebelumnya, kelemahan ini sudah pernah disinggung sedikit pada pembahasan cara kerja React Native, khususnya mobile app development untuk sistem operasi iOS. Anda tidak bisa menggunakan peranti selain mac OS dalam proses pengerjaannya. 

Meski sedikit menyita dana untuk membeli sebuah MacBook, Anda tetap harus melakukannya. Itulah mengapa React Native dianggap kaku untuk platform tertentu. Namun, poin ini sesungguhnya tidak akan menjadi sebuah masalah besar nan rumit kalau Anda atau tim sudah memiliki perangkat MacBook. 

 

Source: softwareseni